skip to main |
skip to sidebar
My Tragic Love Story
Diposting oleh
Unknown
di
05.07
Entah
sudah berapa lama aku disini. Yang pasti aku hanya sendiri di tempat
ini, tempat yang gelap, tempat yang terisolir, tempat sepi yang
mengerikan. Disini aku berteman dengan belenggu-belenggu berat yang
bersemayam dengan manis di kedua tangan dan kaki ku. Aku hanya menyanyi
sekedar menghilangkan bosan, lagu yang mencekam, lagu yang kuciptakan di
bawah tekanan tempat ini. Aku berpikir, bahwa hidup
ku mirip dengan kisah Rapunzel, si putri yang diculik oleh penyihir
jahat, lalu dikurung di sebuah menara. Tapi aku sadar, Rapunzel sungguh
beruntung, ia masih bisa melihat sinar mentari dan dunia, dan kisahnya
berakhir dengan bahagia. Tidak sepertiku, kisahku tampaknya tak pernah
berakhir. Suatu hari, seorang pemuda berambut pirang pucat yang tidak ku
ketahui namanya, datang di tempat ku terkurung, pakaiannya rapi dan
berkelas menunjukkan dengan jelas status sosialnya yang sangat sangat
sangat jauh diatas ku. Aku tak tertarik, dan tetap menyanyi, aku hanya
dijadikan sebagai tontonan, aku tidak mengerti kenapa aku jadi bahan
tontonan padahal baju yang kupakai ini lusuh, sobek di beberapa tempat,
dan berlumuran darah, sebenarnya apa yang ada di dalam kepala mereka ?
Kenapa aku mesti menjadi tontonan ? Sosok itu masih berada di tempatnya
berdiri sambil melihat ke arah ku, perlahan ia mendekati ku, lalu
berhenti dan berjongkok di depanku, ia menyingkirkan anak-anak rambut di
wajah ku.
"Sangat disayangkan, kau masih muda, tapi harus mati di tempat ini."
Jujur kata-katanya itu membuat ku takut, aku ingin bertanya, tapi aku
bahkan belum mengeluarkan suara, ia sudah menancapkan belati tepat di
jantung ku yang kini mengeluarkan banyak darah. Aku tidak merasakan
apa-apa lagi, detak jantung ku pun mulai melemah, di saat itu aku
mendengarnya mengatakan...
"Aku mencintaimu, maka dari itu aku
membunuhmu, jadi hanya aku yang akan memilikimu dan seluruh tubuhmu."
usai ia berkata begitu, jantung ku berhenti berdetak, dan pandanganku
menjadi hitam seluruhnya... Kisahku ini 'TRAGIS'.
0 komentar: